menceritakan cerita
sex dari seorang remaja dengan tante cantik dan sexy beranak satu. Berawal dari
berebut buku di toko buku, berakhir dengan hubungan Sex di sebuah Hotel. Mau
tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita
dewasa ini.
Cerita sex Berebut
Buku Berakhir ML Cerita sex Berebut Buku Berakhir ML
Perkenalkan namaku
Danang, aku seorang Pria berumur 25 tahun, aku adalah seorang Pria yang
biasa-biasa saja menurutku, dengan berat badan 67 kg, tinggi badan 173 cm,
bertubuh tegap dan bidang. Pada suatu hari, pada pukul jam 13.00 wib saat itu
aku berada di sebuah toko buku Gramedia di jalan Gatsu (Gatot Subroto) jakarta.
Aku di gramedia aku bermaksud untuk membeli majalah yang stocknya terbatas.
Pada hari itu aku
mengenakan kaos dan celana pendek berbahan katun. Pada siang hari itu suasana
toko buku itu sepi, waalaupun pada saat itu waktu jam istirahat para pekerja
maupun para pelajar. Pada saat itu toko buku itu hanya ada pengunjung sekitar
10 orang, dan amu segera bergegas menuju rak yang berisikan khusus majalah.
Ketia aku akan mengambil majalah tersebut, tiba-tiba ada seseorang wanita yang
juga akan mengambil majalah yang sama.
Saat itu kami sempat
saling berebut , namun setelah beberapa detik akmi-pun kemudian kemudian saling
melepaskan pegangan kami dari majalah tersebut sehingga majalah itu-pun jatuh
ke lantai, lalu,
“ Ma.. Maf yah Tante…
”, ucapku sembari mengambil majalah tersebut dan memberikannya kepada wanita
separuh baya orang tersebut.
Kalau aku melihat
sekilas sih wanita itu berusia kisaran 32 sampai 35 tahun. Wanita separuh baya
itu berwajah oval, mempunyai panadangan mata sinis, dan tingginya badanya
hampir sama denganku karena dia memakai sepatu highhills. Pada saat itu aku
tidak berani menatap wajahnya lama-lama, tapi pada saat itu mataku tertuju pada
paydara-nya yang membusung montok dan bentuk tubuhnya yang bisa dibilang semok.
Kemudian wanita itu berkata,
“ Iya Dek, nggak papa
kog, Adik cari majalah ini juga yah ?? ”, tanyanya.
“ Iya Tante, hhe… ”,
jawabku singkat.
“ Ini majalah sudah
lama saya cari Dek, giliran nemu eh.. sekrang malah berebut sama adek, hhe ”,
ucapnyanya sembari tersenyum manis.
“ Hhe, nggak papa kog
tante, kata Mbak penjual bukunya sih buku edisi ini sih limited edision Tante
”, ucapku menerangkanya.
“ Eumm…
Ngomong-ngomong, kamu juga suka juga fotografi ya Dek ? ”, tanyanya.
“ Nggak juga sih
Tante, saya beli cuma sekedar untuk koleksi saja kok… ”, ucapku.
Setelah itu kami-pun
berbincang banyak tentang fotografi sampai pada akhirnya obrolan kami-pun
berakhir,
“ Bun, bunda, Salma
udah dapet komik nih, salma beli’in 2 komik ini ya Bun ”, obrolan kami
terpotong oleh seorang gadis cilik yang mengenakan seragam SD.
“ Ouh udah dapet ya
Nak, yaudah, iya itu Bunda belikan 2 ”, ucapnya pada anaknya.
“ Oh iya dek Tante duluan
ya dek ”, ucapnya sembari menggandeng anaknya pergi.
Pada akhirnya kau-pun
mengalah dengan tante itu, dan pada akhirnya aku tidak mendapat majalah itu.
yasudahlah, nggak dapet majalah nggak papa,toh aku masih bisa beli buku
terbitan yang baru lainya saja. Singkat cerita sekitar 30 menit kemudian ketika
aku sedang asik membca buku, dari belakangku ada yang menegurku,
“ Duh yang lagi asyik
baca bukunya nih… ”, tegur seorag wanita kepadaku.
Setelah aku menengok
ternyata suara wanita itu adalah tante yang berebut buku denganku tadi, hhe.
Tidak kusangka dia kembali lagi ke toko ini, dan kini dia tidak bersama
anaknya. Kemudian aku berbasa-basi bertanya,
“ Loh kog balik lagi
sih Tante, memangnya ada ketinggalan Tante ? ”, tanyaku.
“ Nggak kog dek ”,
balasnya singkat.
“ Ouh kirain.
Ngomong-ngomong anak Tante dimana ? ”, tanyaku basa basi.
“ Anak tante les Les
musik dek ” jawabnya.
“ Lah, memangnya anak
tante berangkat sesayangri ? ”, tanyaku lagi.
“ Nggaklah dek, anak
tante di antar sama supir Tante ”, jawabnya menerangkan padaku.
Saat itu kami-pun
melanjutkan pembicaraan kami yang sempat terpurtus tadi. kami membicarakan
tentang fotografi cukup lama, sekitar 20 menit kami ngobrol sambil berdiri
sehingga sampai kaki ini pegal dan tenggorokan-pun menjadi kering. Dari obrolan
kami, pada akhirnya aku mengetahui nama beliau adalah Tante Rissa. Karena saat
itu kami sama-sama merasa haus dan capek, pada akhirnya Tante Rissa-pun
mengajak aku ke restoran fast food.
Restoran itu kebetulan
letaknya berada di lantai bawah toko gramedia ini. Saat itu aku mendapat tempat
duduk di dekat jendela dan Tante Rissa di bangku sampingku. Karena aku dekat
denganya, saat itu terciumlah harum parfum dari tubuhnya yang tiba-tiba membuat
Penisku ereksi. Saat itu aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan
badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat. Aduh bro, makin
nggak kuat nih si otong, hha. Sering sekali lengan kananku selalu bergesekan
dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin.
Kemudian, kutempelkan
paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku
menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali
menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya, kena nih ni
tante-tante, ucapku dalam hati. Pada akhirnya dia-pun mengajakku pergi
meninggalkan restoran tersebut,
“ Yuk kita hangout aja
yuk dari sini dek !! ”, ajaknya.
“ Eumm… emang kita mau
kemana tante? ” tanyaku.
“ kemana yah, terserah
kamu aja deh, tante nurut ”, ucapnya mesra.
“ Eummm… kemana yah
tante, ngomong-ngomong tante tahu nggak tempat yang private biar kita
ngobrolnya enak ”, ucapku.
Aku berkata seperti
itu dengan maksud sebuah kesebuah hotel, motel ata semacamnyalah, hhe. Semoga
saja Tante Rissa mengerti maksudku,
“ Oh kamu maunya
ditempat ngobrol Private, ya Tante tahu tempat yang private dan enak buat
ngobrol, hhe…”, katanya sambil tersenyum.
Setelah itu kamip-pun
segera meninggalkan restoran itu. Saat itu kami pergi menggunakan taksi, dan di
dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas
jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas
kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Kini hawa tubuh kami
meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat
buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi.
Kami tiba di sebuah
motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift
diantar oleh seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri
di belakang Tante Rissa yang berdiri sejajar dengan sang room boy. Dari
belakang aku mengesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Tante Rissa,
Tante Rissa pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan
arah dengan gesekanku.
Ketika room boy
meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Tante Rissa dari belakang,
kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya,
“ Hemmm… kamu nakal
deh dari tadi dek, kini tante jadi nggak tahan nih ”, ucapnya genit.
Setelah itu Tante
Rissa-pun dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka
roknya. Ketika tangannya mencari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya
tangannya meremas batang Penisku. Dia segera membalikkan tubuhnya, buah
dada-nya yang berada di balik BH-nya telah membusung,
“ Ayo dong buka bajumu
Nang ”, pintanya dengan penuh nafus dan kemesraan.
Dengan cepat kutarik
kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat
batang kejantananku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2 cm
dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya yang tipis
dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku
ngos-ngosan dibuatnya. Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas.
Alhasil,
taraaaaaaaaaa… terlihatlah buah dada-nya sangat besar dan bulat, dengan puting
yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan. Tangan kananku
segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya.
Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk
menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui
lehernya yang cukup jenjang.
Kini Nafas Tante Rissa
semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya meremas-remas buah pantatku dan
kadang-kadang memencetnya. Pada akhirnya mulutku sampai juga ke buah dada-nya.
Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa bra-nya diimpor secara khusus kali.
Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menisayangh di
atas kasur yang cukup empuk.
Tabpa buang waktu aku
segera menikmati buah dada-nya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian
antara kiri dan kanan. Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku
semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian iga, Tante Rissa
menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua
tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah keras.
Dan semakin ke bawah
terlihat bulu kewanitaanya yang tercukur rapi, dan wangi khas wanita yang
sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang senggamanya dan segera
kujilat bagian atasnya beberapa kali. Kulihat Tante Rissa segera
menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang
terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras
dan cepat.
Tante Rissa bergoyang
maju mundur dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera
kutekan pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Tante Rissa ingin
menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. Tenaga pinggulnya luar biasa
kuatnya. Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Tante Rissa yang
tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar.
Lalu kuhisap-hisap
clitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara
gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri
dan ke kanan sambil menarik ke atas. Tante Rissa menjerit-jerit keras dan
tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang
bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan
kenikmatannya.
Kini segera
kupersiapkan batang penis-ku, kuarahkan ke liang senggamanya dan,
“ Zleb…”
Sayang sekali penisku
belum masuk sepenuhnya, saat itu hanya ujung batang penis-ku saja yang masuk
dan Tante Rissa merintih kesakitan,
“ Aow… sakit sayang,
pelan-pelan ya sayang ”, ucapnya lemah lembut.
“ Iya Ya deh Tante,
aku masukin pelan-pelan, maaf ya tante ”, ucapku.
Kini akupun mengulangi
lagi, dan masih tidak tidak masuk juga. Buset nih tante, sudah punya anak tapi
masih kayak perawan begini. Akhirnya akupun menggunakan ludahku untuk untuk
melumuri kepala penisku, lalu perlahan-lahan kudorong lagi kejantananku, dan
“ Zlebbb… Aghhhhhhh..
pelan-pelan sayang… ”, erangnya kesakitan.
Padahal baru kepalanya
saja, sudah susah masuknya. Kemudian aku menarik perlahan, dan lalau kumasukan
lagi dengan perlahan. Pada saat itu aku mencoba menusukan kejantananku dengan
agak keras, dan,
“ Zlebbbbbbbbbbbbb…
Aoww… Sssss… Aghhhhhh…. ” erang Tante Rissa diiringi air matanya yang menetes
di sisi matanya.
“ Kog tante nagis sih,
sakit ya, apa kita hentikan dulu ? ”, ucapku pada Tante Rissa setelah
melihatnya kesakitan.
“ Jangan Sayang, udah
kamu terusin aja, Ssshhhh… ”, balasnya manja.
Kemudian kumainkan
maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir
kewanitaanya ikut masuk ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu
kewainitaanya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kewanitaaan kan kasar, terus
menempel di batang penis-ku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Tante Rissa yang
ketat sekali. Dengan usaha tersebut, akhirnya mentok juga batang penis-ku di
dalam liang senggama Tante Rissa.
Terus terang saja,
usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang
mengalir sangat deras. Setelah Tante Rissa tenang, segera penisku kugerakkan
maju mundur dengan perlahan dan Tante Rissa mulai menikmatinya. Mulai ikut
bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku. Akhirnya liang
senggama Tante Rissa mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh
kasar dan lebatnya bulu kewanitaanya sedikit berkurang.
Kita-kira sekitar 15
menit aku menggenjot vagina tante Rissa, tiba-tiba Tante Rissa memelukku dengan
kencang dan,
“ Oughhhhhhhh….”,
jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya
dan terbaring lemas. Ternyata tante Rissa sudah mendapatkan orgasme pertamanya,
lalu,
“ Tante udah keluar
yah, yaudah kita break sebentar dulu aja Tante ”, ucapku.
“ Iya Danang sayang,
tante ingin istirahat sebentar, tulang-tulang Tante terasa mau lepas rasanya ”,
ucapnya dengan manja.
“ Baiklah Tante
sayang, kita lanjutkan nanti aja… ”, balasku tak kalah mesranya.
“ Sayang, kamu sering
ya ML sama wanita lain… ”, , pancing Tante Rissa.
“ Nggak kok Tante
malahan aku baru pertama kalinya sama tante ini ”, jawabku berbohong.
“ Masak sih, tapi dari
caramu tadi terlihat kamu mahir sekali, Kamu hebat Sayang banget ain sex-nya,
benar-benar kuat ”, puji Tante Rissa.
“ Ah tante bisa aja,
tante juga hebat kog, liang senggama tante masih sempit banget sich, padahal
kan Tante udah punya anak ”, balasku balik memuji.
“ Ah kamu bisa aja deh
sayang, kalau masalah sempit dan mengimpit itu rahasia, hhe ”, balasnya manja.
Beberapa saat kami
bercanda, kami-pun merasa lelah, dan tanpa sadar kami berdua tertidur pulas
dengan posisi telanjang dan berpelukan. Kira-kira 1 jam kami tertidur, saat
terbangun kami kaget, rupanya kami tertidur sudah lumayan lama. Sejenak kami
mengumpulkan nyawa kami, lalu kami-pun melanjutkan permainan sex kami yang
tertunda tadi. Kali ini permainan sex kami lebih buas dan liar, saat itu kami
bercinta dengan bermacam-macam posisi sex.
Kini pada ronde 2 ini
aku sangat senang sekali, karena pada permainan ronde 2 ini kami tidak menemui
kesulitan seperti permainan sex pertama kami tadi. Hal itu disebabkan karena
ungkin kami sudah sama-sama berpengalaman, dan saat itu liang senggama Tante
Rissa tidak sesempit yang pertama tadi. Mungkin saja karena tadi liang senggama
Tante Rissa sudah tertembus oleh keris empu gondrongku ini (penis).
Saat itu terjadilah
permaina sex yang sungguh luar biasa liar dan hot. Namun permainan ini tidak
berlangsung lama karena Tante Rissa harus segera pulang menemui anaknya yang
sudah pulang dari les musik. Saat itu akupun segera memompa kejantananku dengan
tenaga penuh, dan kira sekitar 5 menit pada akhirnya penisku merasakan seperti
ada yang akan menyembur, dan kemudian,
“
Crotttttttttttttttttttt… Crotttt… Crottt… Crottt ”,
Pada akhrinya aku-pu
mendapatkan klimaksku. Saatb itu aku menancapkan dalam-dalam kejantananku di
dalam liang senggama Tante Rissa. Air maniku membanjiri liang senggamanya
sampai-sampai air maniku keluar lagi dari liang senggamnya itu. Singkat cerita
karena tante Rissa terburu-buru, maka Tante Rissa dan aku-pun segera
memebersihkan diri di kamar mandi hotel. Setelah selesai, kamipun segera
bergegas check out.
Namun sebelum kami
berpisah kami saling bertukar alamat dan nomer handphone agar kami komunikasi
kami berlanjut dan begitu juga hubungan terlarang kami ini. Setelah itu kamipun
segera mencari taksi, dan pulang dengan taksi masing-masing. Selesai.
EmoticonEmoticon