Terus terang aku
senang bekerja sebagai pembantu di keluarga Ibu Rini ini. Majikanku penyabar
memberi gaji bulanan yang cukup dan memperlakukanku dengan baik. Suami
majikanku seorang dokter yang tidak pelit sering memberiku bonus. Wajahnya juga
ganteng dan terlihat macho. Sementara Nyonya Rini seorang pengusaha.
Kisah yang akan aku
ceritakan ini bermula saat majikanku, Pak Ahmad 52th, pulang kerja dari rumah
sakit. Kedua majikanku itu ternyata juga ramah, Dia juga tampan dan tubuhnya
atletis. Hanya beberapa minggu setelah bertemu aku sudah tidak canggung lagi
denganya. Aku ngak menyangka kalau akau akan terlibat kisah denganya.
Ceritanya pagi itu aku
di panggil oleh majikanku itu. Sampai di ruang kerjanya aku kaget banget karena
waktu itu Pak Ahmad menatapku tajam. Aku kikuk banget tapi Pak Ahmad biasa
saja. Aku jadi menundukkan kepala karena tegang.
“Pak ahmad memanggil
saya ada apa” tanyaku dengan gugup sambil berusaha untuk tidak melihat tatapan
mata majikanku itu.
“Iya tolong..duduk,
aku mau menyampaikan sesuatu.” Katanya setelah bangkit dari tempat duduknya.
Ia lalu menepuk bahuku
dan berdiri disampingku. Pak Ahmad menyampaikan apa yang dia dapat dari bapakku
“Bapakmu tadi jam 7
telepon kebetulan saya yang terima telepon. Bapakmu memberitahu bahwa ibumu
sakit dan perlu di operasi segera. Bapakmu ingin pinjam duit kepadaku sebesar
25 juta. Bapak bisa saja meminjamkan Bapakmu duit tapi gajimu saja tidak terlalu
besar apa bisa kamu membayarnya.
Apalagi sampai ibu
tahu, ibu tidak bakal memberinya karena kamu kerja disini baru 3 bulan. Bapak
bisa meminjamkan duit dan tidak perlu membayar asal kamu mau mengantikan nyonya
saat nyonya keluar kota.
Kamu tahu kalau nyonya
sering keluar kota dan kadang dalam jangka waktu yang lama. Kamu saya kasih
waktu untuk memutuskan selama 2 hari” Setelah Pak Ahmad pergi meninggalkan
ruang kerjanya aku lalu keluar dari tempat kerjanya.
Dua hari kemudian saya
sekitar jam 2 siang saya terima telfon ternyata dari Pak Ahmad yang menelfon
dari rumah sakit
“Ning, gimana
keputusan kamu menerima tawaranku atau tidak? Tadi Bapakmu telfon dan
menanyakan duit yang Bapakmu mau pinjam. Bapakmu perlu uangnya sekarang juga
kalau tidak Ibumu bisa meninggal.” Sambil menangis saya menjawab
”Saya terima tawaran
Pak Ahmad tapi saya takut ketahuan Ibu!”
Pak Ahmad menjawabnya
”Itu menjadi rahasia
kita berdua.”
Saya menjawabnya lagi
“Terserah Pak Ahmad
saja.”
Lalu Pak Ahmad berkata
“Sekarang saya
transfer duitnya ke Bapakmu!”
Pada malam harinya,
Pak Ahmad memanggilku dari kamar tidurnya. Pada hari itu Ibu Rini sedang pergi
ke Singapore selama 3 hari. Saat di depan kamar tidur Pak Ahmad, saya mengetok
pintu dan Pak Ahmad megatakan langsung masuk saja.
Pada saat di dalam
kamar, saya melihat Pak Ahmad sedang menonton film dewasa. Adegan panas yang
ada di TV bisa aku lihat dengan jelas menampilkan adegan sepasang pria dan
wanita asia yang sedang berhubungan intim di atas ranjang. Saat itu tubuhku
panas dingin menyaksikannya.
Setelah Pak Ahmad
memintaku duduk di ranjang, tanpa sadar aku duduk di tepi ranjang dan justru
menonton film dewasa yang baru pertama kalinya aku saksikan itu, sampai lupa
ada Pak Ahmad disampingku.
Adegan film panas itu
membuat tubuhku panas dingin dan tanpa sadar aku lupa diri, tanpa sadar aku
meremas-remas buah dadaku dengan tangan kiri sementara tangan kananku merabai
selangkanganku sendiri.
Kegiatan nonton dan
merangsang diri sendiri itu tanpa sadar kulakukan beberapa menit hingga aku
tidak tahu kalau Pak ahmad sudah setengah telanjang hanya memakai cd. Tiba-tiba
saja merangkul tubuhku dan menarik tubuhku agar bersandar di tubuhnya.
“Bagus ya filmnya..”
katanya tiba-tiba yang membuat kaget setengah mati.
Aku jadi malu sendiri.
Aku tundukan kepalaku, tubuhku panas dingin dan wajahku waktu itu pasti merah
karena malu dan juga karena adegan film itu membuatku terangsang sekali.
“Maaf Pak, saya kaget..”
kataku seraya bangkit dan hendak merapikan bajuku.
“Ngak usah, nanti juga
di buka…Filmnya khan belum selesai. tanggung temani aku nonton dulu ya” kata
nya sambil memegangi tubuhku sambil berusaha meraih buah dadaku.
Bagai kerbau di congok
hidungnya aku menurut saja dan kembali menyadar pada tubuhnya, saat itu aku
salah tingkah, kikut dan tubuhku serasa panas dingin.
Saat itu adegan film
menampilkan adegan oral seks yang dilakukan si wanita pada pasangan prianya.
Adegan film panas di tambah dengan pak ahmad yang duduk di sampingku tengah
sambil meremas-remas buahdadaku yang hanya di tutupi cd membuatku begitu
terangsang.
Lalu majikanku itu
mendekatkan mukanya hingga mepet dengan mukaku. Dia lalu meraih daguku dan
mendekatkan bibirnya ke bibirku.
“Ningrum kamu cantik
sekali” katanya dengan lembut.
Saat itu aku tidak
tahu harus bagaimana. Pikiranku kacau, seharusnya aku segera berlari keluar
dari kamarnya untuk menghindari hal-hal buruk yang akan terjadi tapi bapakku
sudah menerima duit dari pak ahmad dan aku harus melayaninya. tapi aku hanya
bisa diam dan tubuhku terasa kaku. Akhirnya bibirku di kecup dan di kulum oleh
pak Ahmad.
Mungkin karena aku
sudah terangsang gara-gara nonoton Blue film tadi, aku jadi pasrah dan diam
saja waktu tubuhku direbahkannya dan ciumannya sudah pindah ke leherku.
“Ohh..mas..” desahku
tanpa sadar waktu tangan kiri majikanku itu mengusap pangkal pahaku dengan
rangsangan yang hebat.
Tanpa aku sadari pak
ahmad telah melucuti pakaianku. Setelah Bh-ku di lepasnya dia lalu menciumi dan
mengulum lembut puting susuku. Aku mendesah dan makin terangsang karena hal itu
belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Aku mendesad dan
mengeliat keenakan saat bibir dan lidah nya menyapu permukaan buah dadaku yang
berukuran bra 36B itu. Apalagi saat puting susuku disedot dan di kenyotnya
dengan penuh nafsu.
Waktu itu aku sudah
tidak bisa berpikir sehat yang ada dalam pikiranku adalah aku ingin mersakan
kenikmatan. Aku jadi berani lalu menarik handuk yang melilit tubuh pak Ahmad
hingga terlepas, aku terkejut melihat ukuran alat vital majikanku itu yang
begitu besar dan telah berdiri tegak denga gagahnya.
Dia lalu melolosi
cenana dalamku dan mengarahkan alat vitalnya di ke arah kewanitaanku. saat
ujung senjatanya yang digeser-geserkan di bibir kewaiitaanku aku jadi
terangsang hebat. Tapi tiba-tiba aku merasakan sakit saat liang kewanitaanku di
terobos oleh kejantanan mas Ahmad. Aku merintih dan menjerit kecil saat pak
Ahmad menarik dan mendorong kepunyaanya itu.
“Aduh pak.., sakit”
rintihku.
“Ngak apa-apa..nanti
sebentar juga hilang sakitnya.” bisiknya di telingaku dengan manja melem-melek
merasakan nikmat.
Benar juga katanya,
lama lama rasa sakit dan perih dikewanitaanku berangsur-angsur hilang dan kini
hanya rasa nikmat yang kurasakan.
“Aaaaahhh…ohhhh” desahku
sambil mulai mengoyangkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Mas Ahmad.
Saat itu aku tak
peduli dan tak memikirkan sama sekali bahwa aku telah kehilangan keperawananku.
yang aku inginkan adalah kenikmatan yang semakin nikmat karena mau mencapai
puncak. Pak ahmad terus menyetubuhiku sambil bibirnya menngulum-ngulum bibirku.
Akupun kini membalas
lumatan bibirnya dan permainan lidahnya di dalam mulutku sambil sesekali terus
mendesis dan merintih karena sodokan-sodokan kejantanannya di kewanitaanku.
Beberapa menit
kemudian seluruh persendian tubuhku serasa menegang.
“Ohhh..pak..Terus pak”
desisku tanpa sadar.
Majikanku itupun makin
bernafsu dan menyetubuhiku dengan lebih beringas dan makin cepat gerakannya,
sampai akhirnya
“Aaaahhhhhh….” dengan
lenguhan panjang aku mencapai puncak kenikmatan
Tahu kalau aku telah
mencapai puncak, lalu Dia mencabut senjatanya dari liang vaginaku. Kulihat ada
percikan darah di batang kemaluannya.
Dia lalu memintaku
untuk melakukan oral seks seperti yang tadi aku tonton di blue film. Aneh, Aku
sama sekali tidak menolakknya dan justru ingin melakukannya. Lalu Pak Ahmad
merebahkan tubuhnya dengan punggung bersandar di tumpukan bantal.
Sementara aku duduk
bersimpuh di atara kedua kakinya. Ukuran alat vitalnya yang besar dan panjang itu
rupanya membuatku jadi sangat bernafsu. Aku tidak menyangka kalau aku yang
gadis dusun ini memiliki nafsu seks yang tinggio yang sebelumnya tidak aku
sadari.
Lalu aku mempraktekkan
apa yang tadi aku tonton di Blue film. Ujung Rudal Pak Ahmad mulai aku cium dan
aku jilati lalu aku masukan ke dalam mulutku dan aku kocok. Majikanku itu
mengerang dan mengeliat merasakan nikmat.
“Terus
Ning..ohh..ohhh” desahnya.
Aku juga di minta
untuk menjilati bagian bawah kemaluannya dan buah zakarnya sedangkan tangganku
mengocok batang kemaluannya.
Setelah puas dengan
permainan oral seks-ku, aku di minta duduk diatas senjatanya. Permainanpun
dilanjutkan dimana aku berada di atas. Kemuadian aku bergoyang naik turun
sementara majikanku itu mendekap pantatku dan sesekali mendorongkan pantatnya
ke atas mengimbangi goyanganku.
Rintihan dan desahanku
bersahutan dengan lenguhan Pak ahmad yang tengah berpacu menuju puncak.
Beberapa saat kemudian
aku sepertinya akan kembali mencapai puncak dan sepertinya pak ahmad juga. Ia
lebih agresif mendorongkan senjatanya ke atas. Tak berapa lama aku kembali
menegang dan mencapai puncak lalu di susul dengan teriakan pak ahmad yang juga
mencapai puncak.
“Ohhh..ohhh..Ningrum
aku keluar sayang..ohhh..ahhh” teriaknya sambil menancapkan pelornya dalam
dalam ke liang vaginaku yang masih mendudukinya.
Air mani hangat
menyembur membasahi bagian dalam kewanitaanku.
Dengan tubuh kelelahan
dan lunglai seolah tak bertulang, aku terkulai diatas dada putra majikanku yang
berbulu dan berkeringat itu. aku memeluknya erat seolah tidak mau kehilangan
saat-saat yang penuh kenikmatan itu. sama sekali tidak ada penyesalan meski aku
baru saja kehilangan keperawananku.
EmoticonEmoticon