kali ini menceritakan
pengalaman Sex dari seorang Mahasiswa tingkat akhir yang melakukan hubungan Sex
dengan gadis SMP karena Permohonan Dari Gadis tersebut. Saya kira cukup
deskripsi dari cerita Sex ini, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita
dewasa ini.
Dundia semakin tua dan
zamanpun semakin menggila. Terbukti pada hal yang di lsayakan para muda mudi
sekarang. Seorang wanita berfikir keperawanan sekarang bukanlah harga mati pada
zaman sekarang ini. Contohnya seperti apa yang dilsayakan seorang gadis yang
bernama Sela ini, dia dengan gampangnya memberikan keperawanannya untuku,
padahal dia masih duduk dibangku SMP. Saya sendiri adalah seorang mahasiswa
tingkat akhir di perguruan tinggi di kota kembang. Karena saya sudah tingkat
akhir, saya sudah tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya focus dalam
skripsi saja.
Dari sinilah awal mula
kisah sexku berawal. pada waktu itu saya pergi ke Jakarta, tibalah saya sampai
ke rumah abangku, saya melihat ada seseorang yang bertamu dirumah abangku, dia
adalah teman abangku pada waktu kuliah dulu. Disana saya diperkenalkan oleh
abangku kepadaanya. Teman abangku ini sangatlah ramah kepadaa saya. Usianya 40
tahun dan sebut saja namanya Bang Dani. Setelah perkenalan itu teman abangku
ini mengundang saya untuk berkunjung ke rumahnya. disana saya dikenalkan pada
anak dan istrinya. Devi nama istrinya dan Sela nama anaknya, Sela ini baru di
kelas 2 SMP.
Singkat cerita, pada
hari itu saya diberi tanggung jawab oleh Bang Dani untuk menjaga putri dan
rumahnya karena dia akan pergi ke Surabaya untuk menjenguk saudara istrinya
yang sedang sakit dan dirawat dirumah sakit. Karena disana Bang dani dan
istrinya harus menginap maka Bang dani pun meminta cuti pada atasanya selama 7
hari. Pada hari itu berangkatlah Bang dani bersama istrinya, sedangkan Sela
anaknya tidak ikut karena dia sekolah.
Setelah saya menginap
2 hari disana saya merasa bosan dan bintung harus ngapain. Ketika saya sedang
bersantai saya melihat ada tumpukan kaset yang ada diruang tamu tepatnya di
meja tempat menaruh DVD. Saat saya memilih mlih kaset, saya menemukan beberapa
kaset DVD Film Dewasa. Kebetulan pada saat itu saya sedang sendirian, saya pun
bergegagas menonton Film Dewasa itu. Singkat cerita ketika sedang asik-asiknya
nonton Film, tiba-tiba terdengar pintu depan terbuka, saya pun kaget dan
buru-buru mematikan televisi dan menaruh pembungkus kaset DVD di bawah karpet
ruang tamu,
“ Hallo, Bang Dika..!
” Sela yang baru masuk tersenyum.
“ Oh iya Bang, tolong
bayarin Bajai sela dong, abang bajainya nggak ada kembalian soalnya Bang Dika.
”
Saya tersenyum
mengangguk dan keluar membayarkan Bajai. Saat saya masuk kembali, pucatlah
wajah saya! rupanya Sela sudah duduk di karpet di depan televisi, dan
menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Dia memandang kepada
saya dan tertawa geli.
“ Ih! Bang Dika!
Begitu, tho, caranya..? Sela sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi
belum pernah lihat. ”
Gugup saya menjawab, “
Sela,kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin. ”
“ Aahhh, Bang Dika.
Jangan gitu, dong! Tu, lihat,cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Sela di
sekolah lebih serem. ”
Tak tahu lagi apa yang
harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Sela justru akan lapor pada
orangtuanya, saya pun ke dapur membuat minum dan membdiarkan Sela terus
menonton. Dari dapur saya duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.
Sekitar jam 8 malam, saya keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam
rumah kulihat Sela sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan,astaga! Dia
mengenakan daster yang pendek dan tipis. Badan mudanya yang sudah mulai matang
terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat
indah. Saya menelan ludah dan terus masuk menydiapkan makanan.
Setelah makanan sdiap,
saya memanggil Sela. Dan.., sekali lagi astaga,jelas dia tidak memakai BH, karena
puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Saya semakin gelisah
karena penisku yang tadi sudah mulai “ bergerak ”, sekarang benar-benar menegak
dan mengganjal di celansaya. Selesai makan, saat mencuci piring berdua di
dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya
yang indah mengintip. Saat dia membungkuk, puting susunya yang merah muda
kelihatan dari celah itu. Saya semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami
berdua duduk di sofa di ruang keluarga.
“ Bang, ayo tebak.
Hitam, kecil, keringetan, apaan..! ”
“ Ah, gampang! Semut
lagi push -up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian,putih-biru-putih, kecil,
keringetan, apa..? ”
Sela mengernyit dan
memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“ Yang bener,Sela pakai
seragam sekolah, kepanasan di Bajai..! ”
“ Aahhh,Bang Dika
ngeledek..! ”
Sela meloncat dari
sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Saya menghindar dan menangkis, tapi dia
terus menyerang sambil tertawa, dan,tersandung!
Dia jatuh ke dalam
pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan dia duduk tepat di
atas batang kelelakdianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi
dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan saya pun
mulai menciumi lehernya. Sela mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan
tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Sela makin terengah, dan
tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan
jariku mengelus belahan yang membayang.
“ Uuuhh,mmmhhh,” Sela
menggelinjang.
Kesadaranku yang
tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang
gadis SMP, tapi gardiahku sudah sampai ke ubun-ubun dan saya pun menarik lepas
dasternya dari atas kepalanya. Aahhh..! Sela terlelentang di sofa dengan badan
hampir polos. Saya segera mengulum puting susunya yang merah muda,
berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku.
Tangan Sela yang mengelus belakang kepalsaya dan erangannya yang tersendat
membuatku makin tak sabar. Saya menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah
bukit Vaginanya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah
nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Sela. Saya pun segera membenamkan
kepalsaya ke tengah kedua pahanya.
“ Ehhh,mmmaaahhh.., ”
tangan Sela meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika mulut Vaginanya
kucium.
Sesekali lidahku
berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
“ Ooohh,aduuhhh.., ”
Sela mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan
Vaginanya yang masih begitu rapat.
Lidahku bergerak dari
atas ke bawah dan mulut Vaginanya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai
kelentitnya dan badan Sela akan terlonjak dan nafas Sela seakan tersedak.
Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit
membesar dan mengeras. Ketika saya berhenti menjilat dan mengulum, Sela
tergeletak terengah -engah, matanya terpejam. Tergesa saya membuka semua
pakadianku, dan Penisku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai -belaikan
di pipi Sela.
“
Mmmhh,mmmhhh,ooohhhmmm.., ” ketika Sela membuka mulutnya, kujejalkan kepala
Penisku.
Mungkin film tadi
masih diingatnya, jadi dia pun mulai menghisap. Tanganku berganti-ganti meremas
dadanya dan membelai Vaginanya. Segera saja Penisku basah dan mengkilap. Tak
tahan lagi, saya pun naik ke atas badan Sela dan mulutku melumat mulutnya.
Aroma Penisku ada di mulut Sela dan aroma kemaluan Sela di mulutku, bertukar
saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala Penisku
ke celah di selangkangan Sela, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Sela
menekan pantatku dari belakang.
“ Ohhmm,
mam,msuk,hhh,msukin,Omm,hhh,ehekmm,”
Perlahan Penisku mulai
menempel di mulut liang Vaginanya, dan Sela semakin mendesah – desah. Segera
saja kepala Penisku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang
kenyal. Saya pun berpikir, apakah liang sekecil ini akan dapat menampung
Penisku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran Penisku adalah panjang 14 cm,
lebarnya 4 cm sedangkan Sela masih SMP dan ukuran liang Vaginanya terlalu
kecil. Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, saya pun berusaha. Akhirnya
usaha saya pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Sela
memekik kecil, dahinya mengerinyit menahan sakit.
Kuku-kuku tangannya
mencengkeram kulit punggungku. Saya menekan lagi, dan terasa ujung Penisku
membentur dasar padahal baru 3/4 Penisku yang masuk. Lalu saya diam tidak
bergerak, membdiarkan otot-otot kemaluan Sela terbdiasa dengan benda yang ada
di dalamnya. Sebentar kemudian kernyit di dahi Sela menghilang, dan saya pun
mulai menarik dan menekankan pinggulku. Sela mengernyit lagi, tapi lama
kelamaan mulutnya menceracau.
“
Aduhhh,ssshhh,iya,terusshh,mmmhhh,aduhhh,enak,Bangmm,”
Saya merangkulkan
kedua lenganku ke punggung Sela, kemudian membalikkan kedua badan kami hingga
Sela sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 Penisku menancap di
Vaginanya. Tanpa perlu diajarkan, Sela segera menggerakkan pinggulnya,
sementara jarijariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan
pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak. Lewat beberapa waktu,
gerakan pinggul Sela makin menggila dan dia pun membungkukkan badannya dan
mulut kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya
menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang Penisku.
Setelah badan Sela
melemas, saya mendorong dia telentang. Dan sambil menindihnya, saya mengejar
puncakku sendiri. Ketika saya mencapai klimaks, Sela tentu merasakan siraman
air maniku di liangnya, dan dia pun mengeluh lemas dan merasakan Klimaksnya
yang ke dua. Sekian lama kami diam terengah-engah, dan badan kami yang basah
kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa -sisa
kenikmatan Klimaks.
“ Aduh, Bang,Sela
lemes. Tapi enak banget. ”
Saya hanya tersenyum
sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan
meremas-remas. Kupikir badanku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera
kurasakan Penisku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Sela
yang masih amat kencang. Saya segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan
badan kami berdua dan,kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang
malam saya mencapai tiga kali lagi Klimaks,dan Sela,entah berapa kali.
Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum
akhirnya Sela kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.
Sayapun kembali ke
rumah Bang Dani, saya masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan.
Sungguh sebuah pengalaman Sex yang menakjubkan bagi saya, karena saya tidak
menyangka gadis yang terbilang masih belum waktunya mengenal Sex, eh… malah dia
memberikan keperawanannya kepada saya. Untuk bang Dani maafkan saya karena saya
telah khilaf. SelesaI.
EmoticonEmoticon